Berkibarlah Benderaku




·         NOTASI LAGU BERKIBARLAH BENDERAKU



·         LIRIK LAGU BERKIBARLAH BENDERAKU

Berkibarlah Benderaku
Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa

Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah Slama-lamanya

***
Kami rakyat Indonesia
Bersedia setiap masa
Mencurahkan segenap tenaga
Supaya kau tetap cemerlang

Tak goyang jiwaku menahan rintangan
Tak gentar rakyatmu berkorban
Sang merah putih yang perwira
Berkibarkah Slama-lamanya


·         MAKNA LAGU BERKIBARLAH BENDERAKU


Diciptakanya lagu ini yaitu mempunyai banyak makna baik itu tersurat maupun makna yang tersirat. Lagu ini terdapat 2 buah lirik lagu. Makna lagu Berkibarlah benderaku pada lirik pertama  bait pertama yaitu menjelaskan bagaimana gagah dan menariknya ketika mengibarkan bendera  merah putih di tanah air Indonesia ini. Selain itu juga mengisyaratkan bahwa bendera itu berkibar hampir di seluruh wilayah indonesia dan tetap mejadi bendera kebangsaan kita.  Makna pada bait selanjutnya yaitu lirik lirik yang tertukis dalam lagu ini sangatlah bermakna banyak sekali.  Barang siapa yang berani menurukan bendera Merah putih atau menggantinya dengan bendera lain maka akan banyak rakyat indonesia yang akan marah, mereka tidak ingin bendera merah putih digantikan oleh bendera lain. Yang mereka inginkan adalah bendera merah putihlah yang kan berkibar selalu di tanah air ini selalu dan slama-lamanya.

Pada lirik kedua bait pertama dan kedua mempunyai makna yaitu tentang sebuah janji  bahwa kita rakyat indonesia akan melakukan apa saja demi berkibarnya sang merah putih di bumi pertiwi. Walau banyak rintangan dan halangan tidak akan bisa merubah jiwa nasionalisme kita. Hanya satu yang di inginkan yaitu Merah putih berkibar slama-lamanya.

·     PENCIPTA LAGU BERKIBARLAH BENDERAKU
 

Saridjah Niung (lahir diSukabumi, Jawa Barat pada 26 Maret 1908 - meninggal tahun 1993 pada usia 85 tahun; lebih dikenal sebagai Saridjah Niung Bintang Soedibjo setelah menikah dan lebih dikenal dengan nama Ibu Soed) adalah seorang Pemusik, guru musik, pencipta lagu anak, penyiar radio, dramawan dan seniman batik indonesia. Lagu-lagu yang diciptakan Ibu Soed sangat terkenal di kalangan pendidikan TK
Kemahiran Saridjah di bidang musik, terutama bermain biola, sebagian besar dipelajari dari Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang pensiunan wakil ketuaHoogerechtshof di Jakarta pada masa itu, yang selanjutnya menetap di Sukabumi dan mengangkatnya sebagai anak. J.F. Kramer adalah seorang indo-belanda beribukan keturunan jawa ningrat, latar belakang inilah yang membuat Saridjah dididik untuk menjadi patriotis dan mencintai bangsanya.

Setelah menamatkan pendidikan di HKS Bandung, Ibu Soed kemudian menjadi guru musik di HIS Petojo, HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna yang masih menggunakan bahasa belanda (1925-1941). Ia prihatin melihat anak-anak Indonesia yang tampak kurang gembira saat itu. Hal ini membuat Ibu Soed berpikir untuk menyenangkan mereka dengan bernyanyi lagu ceria. Didorong rasa patriotisnya, Ibu Soed ingin mengajar mereka untuk menyanyi dalam bahasa indonesia. Dari sinilah Ibu Soed mulai menciptakan lagu-lagu yang bersifat ceria dan patriotik untuk anak-anak Indonesia. Salah satunya adalah Berkibarlah Benderaku ini.


·         LATAR BELAKANG DICIPTAKANNYA LAGU BERKIBARLAH BENDERAKU


Lagu-lagu nasional biasanya bertema patriotis dan memiliki makna yang sangat mendalam, bahkan ada beberapa lagu nasional yang rasanya bisa membakar semangat nasionalisme bila didengarkan ataupun dinyanyikan, seperti salah satunya lagu ‘Berkibarlah Benderaku’ Karya Ibu Soed. Di balik liriknya yang penuh semangat perjuangan ternyata ada cerita yang tidak kalah heroik yang menginspirasi Ibu Soed untuk menulis lagu ini

Lagu-lagu Ibu Soed, menurut Pak Kasur, salah seorang rekannya yang juga tokoh pencipta lagu anak-anak, selalu mempunyai semangat patriotisme yang tinggi. Sebagai contoh, patriotisme terdengar sangat kental dalam lagu Berkibarlah Benderaku. Lagu itu diciptakan Ibu Soed setelah melihat kegigihan Jusuf Ronodipuro, seorang pimpinan kantor RRI (Radio Republik Indonesia) menjelang Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947, dimana Jusuf menolak untuk menurunkan Bendera Merah Putih yang berkibar di kantor RRI, walaupun dalam ancaman senjata api pasukan Belanda.

Ceritanya bermula pada malam 21 Juli 1945 saat Jusuf yang ketika itu berusia 33 tahun menolak perintah di bawah ancaman senjata dari para serdadu Belanda yang meminta agar dia menurunkan bendera merah-putih yang tengah berkibar. Ancaman senjata, dia balas dengan gertak ancaman pula, "Kalau memang bendera harus turun, maka dia akan turun bersama bangkai saya!" cecar Jusuf yang lalu mengilhami lahirnya sebuah lagu perjuangan yang tidak lain adalah Berkibarlah Benderaku.

Sebagai generasi muda penerus bangsa, sudah selayaknya kita meniru semangat juang dari sosok Jusuf Ronodipuro yang rela mati demi mempertahankan Bendera Merah Putih yang merupakan simbol dan identitas dari bangsa dan negara ini. Kita haruslah memiliki kegigihan dan semangat seperti beliau dengan menumbuhkan rasa nasionalisme dan mencintai tanah air tercinta kita, Tanah air Indonesia! :D

 

3 komentar :